Kisah Wanita Atheis Dari Swiss Yang Dapat Hidayah.

 Swiss adalah sebuah negara di Eropa Tengah yang berbatasan langsung dengan Jerman, Prancis, Italia, dan Austria. Negara yang mayoritas wilayahnya terdiri dari Pegunungan Alpen ini dikenal sebagai negara netral tapi tetap mempunyai kerja sama internasional yang kuat. Swiss juga menjadi negara yang membebaskan warganya untuk memeluk agama atau tidak.  Bahkan, banyak warga Swiss yang tidak begitu suka agama Islam lantaran dikenal sebagai agama radikal. Namun, hal tersebut ditepis oleh salah seorang warga yang bernama Sonya. Ia malah menyukai agama Islam sampai menjadi seorang mualaf. Hal ini diceritakan olehnya dalam kanal YouTube Barat Bersyahadat.

Sebelum Menjadi Mualaf Sonya adalah seorang perempuan yang dibesarkan dalam keluarga atheis dan sudah 24 tahun ia hidup tanpa agama. Menginjak usia tersebut ia memutuskan untuk berkeliling dunia. Ia pergi ke Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Asia. Di Asia, ia mengunjungi Thailand karena banyak kuil dan tempat semedi umat Buddha. 


“Saat itu aku sangat ingin bersemedi (di kuil Buddha) tapi sayangnya tidak jadi karena waktunya teramat singkat. Lalu aku melanjutkan perjalanan ke Pulau Ko Samui dan menginap di sebuah hostel. Pemilik hostel itu ternyata seorang Muslim,” ucap Sonya seperti dikutip VIVA dari kanal YouTube Barat Bersyahadat pada Jumat.  Suatu ketika ia melihat pemilik hostel tersebut melaksanakan sholat dan ia penasaran dengan apa yang dilakukannya. Kemudian pemilik hostel menjelaskan bahwa kegiatan tersebut adalah sholat dan umat Muslim di seluruh dunia melaksanakan ibadah sholat lima kali dalam sehari. Karena itu, ia semakin penasaran dengan agama Islam dan ingin mengunjungi masjid. 

“Saat di masjid aku berjumpa dengan seorang mualaf muda asal negara Finlandia. Mualaf itu pun meminta aku apakah bisa mengantar dia untuk ke masjid pada esok hari. Tapi, ketika itu aku tak punya baju syar’i meskipun aku ada rok panjang tapi aku tak punya sweater panjang. Sebab suhu di Thailand sangat panas,” tuturnya. 

Sonya kemudian ingat bahwa dirinya memiliki jaket tapi suhu di Thailand mencapai 30 derajat celcius. Namun, ia tetap memakai jaket tersebut dilengkapi dengan syal tebal sebagai penutup kepalanya. Kesabaran Sonya diuji karena mualaf tersebut tidak kunjung datang dan ia sampai melepas penutup kepalanya karena kegerahan, tapi mualaf tersebut tiba-tiba datang.  “Tiba-tiba mualaf yang janjian denganku itu datang pakai motor, ‘Anda yang mau keliling dengan saya kan?’ Aku jawab iya betul, aku pun segera memakai kain tadi. Kami pun kembali ke masjid dan lucunya saat itu aku masih memiliki tindik di bibir bawahku dan di masjid itu ada banyak anak yang sedang sholat,” ucap Sonya. 

Setelah itu, Sonya keluar dari masjid dan berdiskusi tentang agama Islam. Sonya mengatakan bahwa Islam ternyata tak seperti yang ada dalam pikirannya. Sebab, ia hanya mengandalkan berita dari media saja untuk mengetahui Islam. Namun, setelah diskusi tersebut ternyata Islam jauh lebih dalam secara spiritual ketimbang agama lain sehingga ia mulai tertarik. 


“Lalu, aku lanjutkan perjalanan dengan mualaf dari Finlandia dan dua orang warga China. Sepanjang jalan aku terus bertanya tentang Islam.Tiga pekan kemudian temanku pulang dan aku tetap tinggal di Thailand bersama teman lain di Pulau Koh Phangan,” tambah Sonya.  Memutuskan Menjadi Mualaf Namun, ia kembali diuji ketertarikannya terhadap Islam.

 Sebab, pulau tersebut membuat acara pesta terbesar dan ia selalu ingin menghadirinya. Namun, di dalam pikirannya hanya ada Islam. Setelah tiga hari berlalu, ia menyadari bahwa Islam agama yang benar dan tidak bisa dibantah lagi sampai akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat.  “Aku sampai menangis terisak-isak, saat itu adalah saat intim yang sangat indah antara aku dan Tuhan. Setelah itu, aku merasa aneh sebab akhirnya berhasil melakukannya. Aku pun langsung berhijab saat itu juga. Berhijab bagus juga menurutku karena ini sudah yakin jadi aku pun putuskan mengenakannya,” ujar Sonya.

Bertemu dengan Sang Suami Ia kemudian memutuskan untuk pergi ke Malaysia sebab 60 persen dari populasinya menganut agama Islam. Sonya berpikir bahwa dengan pergi ke negara tersebut ia bisa belajar agama Islam dengan benar dan terhindar dari ekstrimisme. Selain mendapatkan ilmu baru, ia juga bertemu dengan sang suami.

  “Di Malaysia aku pun bertemu calon suami dan aku tinggal di negara itu selama 1 setengah tahun. Kami menikah dan pergi ke Swiss, kami sangat bahagia. Akulah yang meminta ke suami pulang ke Swiss. Aku rindu kampung halaman, alamnya, keluargaku, intinya semua tentang Swiss dimana aku dilahirkan,” tuturnya. 

Pada saat datang ke Swiss dalam kondisi berhijab banyak orang yang tidak percaya bahwa Sonya adalah orang asli negara tersebut. Ia juga mengatakan bahwa mengenakan hijab di negara berbahasa Jerman tersebut cukup sulit karena akan menjadi tontonan banyak orang.  Ia juga mengatakan kepada kedua orang tuanya bahwa Islam bukan negara yang mereka kira. Islam adalah agama yang sangat menarik. Perkataan tersebut ternyata tidak mendapat penolakan dari kedua orang tuanya. Mereka malah membebaskan Sonya untuk memilih agama apapun. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelebihan Baca 1001x Selawat Nariah Paling Merdu

Bacaan Al Qur'an Merdu Juz 1 Sampai 30 Menyejuk Hati.

AL- QURAN PENGANTAR TIDUR BAYI _ 30 juz